BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Mesin induk berfungsi untuk
menghasilkan tenaga sebagai penggerak kapal, tenaga yang dihasilkan dari mesin
induk diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi dalam ruang
bakar motor. Pembakaran bahan bakar ini akan menghasilkan tenaga dan panas
yang cukup tinggi. Akibat timbulnya
panas hasil pembakaran bahan bakar pada mesin akan terjadi kenaikan temperatur,
terutama pada bagian-bagian yang saling bersentuhan langsung dengan ruang
bakar, sehingga diperlukan suatu sistem pendinginan untuk meredam panas yang berlebihan.
Apabila ditinjau dari segi pemanfaatan energi thermal gas
pembakaran, proses pendinginan ini merupakan suatu kerugian energi akan tetapi
hal ini perlu agar bagian-bagian mesin tersebut tetap kuat dan mesin dapat
dioperasikan dalam usia yang cukup lama. Akibat lain yang dapat ditimbulkan
jika pendinginan tidak berlangsung dengan baik adalah kerja mesin tidak
berjalan dengan sempurna dan berakibat keausan dan kemungkinan juga sistem
pelumasan tidak bekerja dengan normal. Untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang
fatal pada bagian-bagian mesin, maka suatu sistem pendinginan mutlak diperlukan
dan harus selalu berfungsi dan terawat dengan baik.
Pada bagian-bagian mesin induk yang
panas akibat pembakaran bahan bakar jika dibiarkan maka temperatur menjadi tinggi, maka pada
bagian-bagian tersebut akan menjadi lemah yang
kemudian tidak mampu lagi menahan
panas dari pembakaran yang akan berakibat
keretakan pada bahan atau komponen tersebut. Akibat dari keretakan itu
maka mesin tidak dapat lagi digunakan untuk beroperasi. Oleh karena itu, bagian
mesin yang berhubungan langsung dengan panas ruang pembakaran yang terjadi
sangatlah perlu untuk didinginkan, apabila ditinjau dari energi thermal gas
pembakaran, maka proses pendinginan diperlukan energi pendinginan. Hal ini
perlu agar bagian-bagian mesin tersebut tetap kuat dan mesin dapat dioperasikan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Akibat lain yang akan timbul apabila
pendinginan tidak berjalan dengan baik adalah kinerja mesin akan menurun dan
berakibat keausan yang akan berdampak pada kerusakan komponen. Untuk mencegah
kerusakan-kerusakan mesin yang lebih fatal pada bagian mesin, maka sistem
pendinginan mutlak diperlukan supaya mesin bekerja normal dan harus terawat
dengan baik.
1.2. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan Penulis :
1. Mengetahui cara kerja dari sistem pendinginan tak
langsung pada mesin induk.
2. Mengetahui gangguan-gangguan yang sering terjadi dan cara
mengatasi gangguan-gangguan tersebut terutama pada bagian sistem pendinginan
tak langsung pada mesin induk. Mengetahui fungsi dari masing-masing komponen
sistem pendinginan tak langsung pada mesin induk
1.3. Batasan Masalah
Untuk lebih mengoptimalkan
pembahasan mengenai topik yang dibahas maka penulis hanya membatasi masalah pada :
- Sistem pendinginan mesin induk.
- Pengaruh suhu sistem pendinginan pada mesin induk.
3. Management perawatan terhadap sistem pendinginan tak
langsung
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendinginan
Motor
Induk
Menurut Suyanto
(1982), pendinginan motor dimaksudkan untuk menjaga kestabilan suhu pada
bagian motor, sehingga tidak terjadi kenaikan suhu yang terlalu tinggi sebagai
akibat dari pembakaran bahan bakar di
dalam silinder dan gesekan yang terjadi. Pendinginan motor juga dimaksudkan
untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan.
Pendinginan pada motor induk sangat dibutuhkan karena temperatur gas
pembakaran didalam silinder dapat mencapai kurang lebih 2500oC.
Akibat dari proses pembakaran bahan bakar diruang pembakaran terjadi secara
berulang-ulang maka akan terjadi kenaikan suhu pada dinding silinder, torak,
katup dan beberapa bagian yang bergerak lainnya. Sebagian terjadi proses
pendinginan dari minyak lumas, terutama yang
membasahi bagian dinding silinder dan sebagian kecil minyak akan menguap
dan akhirnya akan ikut terbakar bersama bahan bakar. Oleh karena itu, perlu
mendapat pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap pada batas yang telah
ditentukan sesuai ketentuan buku petunjuk dan supaya operasi mesin dapat
berjalan dengan baik.
2.2. Pendinginan Silinder
Bagian atas silinder merupakan bagian atas yang terpanas dan sebagian panas
gas pembakaran itu dipindahkan secara langsung ke fluida pendinginnya.
Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke fluida pendingin
terjadi secara tak langsung, jadi melalui torak dan cincin torak. Jika
pendinginan tidak dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka temperatur dari
setiap bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan
dinding ruang bakar karena terjadinya tegangan termal atau kerusakan
katup-katup, puncak torak dan kemacetan cincin torak. Di samping itu, minyak
pelumas akan menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada torak dan
dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin.Beberapa mesin
kapal mempergunakan air laut sebagai fluida pendingin, tetapi pada umumnya
dipakai air yang telah dilunakkan untuk mencegah terjadinya korosi serta
endapan-endapan. Jika udara atmosfir dapat bertemperatur dibawah 0o
C, maka air pendingin biasanya dicampur dengan “ethylene glycol” untuk mencegah
pembekuan. Jadi, penambahan “ethylene glycol” ke dalam air pendingin akan
menurunkan titik beku dari fluida pendingin tersebut. Apabila air pendingin
sampai membeku, maka volume air akan bertambah sehingga dapat merusak
saluran-saluran air pendingin. Maka dalam keadaan dimana dapat diperoleh ethylene
glycol, sebaiknya air dikeluarkan dari mesin seandainya ada kemungkinan terjadi
pembekuan.
Ethylene glycol tersebut diatas juga bertitik didih tinggi, sehingga
perbedaan temperatur antara air pendingin di dalam radiator dengan udara
atmosfir dapat diperbesar dan ukuran radiator dapat diperkecil. Inilah sebabnya
mengapa ethylene glycol ditambahkan kepada air pendingin motor bakar torak
untuk pesawat terbang. Namun demikian, cara tersebut di atas bukanlah
satu-satunya usaha untuk memperkecil ukuran radiator. Penambahan tekanan
didalam sistem pendingin air, yang berarti mempertinggi titik didih air, juga
merupakan usaha memeperoleh ukuran radiator yang lebih kecil. Sistem tersebut
terakhir banyak digunakan pada mesin-mesin kendaraan.
Tujuan utama dari pendinginan adalah sebagai berikut :
-
Mencegah
terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder
-
Mereduksi tegangan-tegangan
thermis pada bagian-bagian silinder, torak, cincin torak dan
katup-katup
-
Menaikkan efisiensi thermal dan
pendinginan itu memungkinkan sebagai pelumasan motor.
2.3.
Perpindahan Panas (kalor)
Ada tiga cara perpindahan panas yaitu : secara konduksi ,
konveksi dan radiasi:
1. Konduksi
Merupakan bagian yang penting dalam membawa panas melalui
dinding logam dan lapisan tipis dari gas dan air yang berhenti dan
bersinggungan dengan dinding (perpindahan panas melalui medium).
- Konveksi
Bila cairan mempunyai suhu berbeda, kepadatan sebagian
dari suhu tinggi menjadi lebih kecil daripada yang bersuhu rendah disekitarnya,
dan cairan bagian suhu yang tinggi naik dan mengalir.panas dipindahkan dengan
gerakan ini disebut konveksi.
- Radiasi
Sebuah unsur meradiasikan energi panas sendiri dalam
bentuk gelombang mangnet listrik sesuai dengan suhu.benda tersebut mempunyai
sifat meresap, radiasi panas dan penyimpanannya sebagai energi panas.
Pemindahan panas dihasilkan oleh radiasi panas dan penyerapan disebut
pemindahan panas radiasi.
Dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder dapat
mencapai temperatur ± 2500ยบ C. Karena proses itu terjadi berulang-ulang maka
dinding silinder, kepala silinder, torak, katup dan beberapa bagian lain akan
menjadi panas. Sebagian dari minyak pelumas terutama yang membasahi dinding
silinder akan menguap dan akhirnya terbakar bersama bahan bakar. Karena itu
bagian tersebut perlu mendapatkan pendinginan yang cukup agar temperaturnya
tetap berada dalam batas yang dibolehkan.
Proses pendinginan memerlukan fluida pendingin yang
dialirkan ke bagian-bagian dalam mesin diluar silinder. Motor diesel yang besar
memakai minyak pelumas untuk mendinginkan torak yaitu dengan cara mengalirkan
minyak pelumas melalui saluran di bawah kepala torak. Perpindahan kalor dari
gas pembakaran ke fluida pendingin terjadi didalam alat penukar panas
(kondensor) terjadi menurut panas.
Dipandang dari segi
pemanfaatan energi thermal gas pembakaran proses pendingian itu merupakan
kerugian energi. Hanya 25 – 40% saja dari energi thermal tersebut yang diubah
menjadi energi mekanik, sebanyak 20 – 25% diserap oleh oleh fluida pendingin,
sedangkan kira-kira 40 – 50% terbawa keluar bersama-sama gas buang. Sebagian
besar energi thermal yang diserap oleh fluida pendingin mengalir malalui kepala
silinder dan saluran buang. Hanya sebagian kecil saja yang diserap minyak
pelumas. Kerugian thermal yang terbawa gas buang dapat diperkecil dengan memanfaatkan energi gas
buang tersebut misalnya dipakai menggerakkan tubo supercharger.
2.4 Macam-Macam Sistem
Pendinginan
Pada
umumnya dikapal-kapal perikanana ada dua cara untuk mendinginkan mesin utama
maupun motor bantunya, yaitu dengan menggunakan
Sistem pendinginan secara langsung (terbuka) dan sistem pendinginan
secara tidak langsung (tertutup).
2.4.1
Sistem Pendinginan Langsung (Terbuka).
Sistem pendinginan langsung adalah
sistem pendinginan yang menggunakan satu media pendingin saja yakni dengan
media pendingin air laut. Proses pendinginannya dengan cara : air laut diambil
dari katup kingstone melalui filter dengan pompa air laut, kemudian air laut
disirkulasikan ke seluruh bagian-bagian mesin yang membutuhkan pendinginan
melalui pendingin minyak pelumas dan pendingin udara untu mendinginkan kepala
silinder, dinding silinder dan katup pelepas gas kemudian air laut dibuang
keluar kapal. Filter-filter yang diadakan pada pipa penghisap air laut dan sea chest berfungsi sebagai penghalau
masuknya benda-benda asing seperti pasir dan kotoran atau debu dari air laut
yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pendingin.
Berikut ini dapat dilihat skema gambar dari sistem
pendinginan secara langsung (tertutup). Pada gambar 1 adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Sistem pendinginan langsung (Boentarto.1996).
Bila ditinjau dari
segi konstruksi sistem pendinginan langsung mempunyai keuntungan yaitu lebih
sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan
dengan sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian
peralatan, karena pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak
memerlukan banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari
sitem pendinginan langsung ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali
terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air
pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut.
2.4.2 Sistem
Pendinginan Tidak Langsung (tertutup)
Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media pendingin, yang
digunakan adalah air tawar dan air laut. Air tawar dipergunakan untuk
mendinginkan bagian-bagian motor, sedangkan air laut digunakan untuk
mendinginkan air tawar, setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan
air tawar bersirkulasi dalam siklus tertutup. Sistem pendinginan ini mempunyai
efisiensi yang lebih tinggi dan dapat mendinginkan bagian-bagian motor secara
merata.
Gambar 2.Sistem Pendinginan Tak Langsung ( Sumber.
Harsanto 1984)
Keterangan
- Bak
persediaan air tawar
- Bejana
pendingin
- Pompa
untuk air tawar
- Pompa
untukn air laut
- Saringan-saringan
- Saluran
buang air tawar
I. Saluran pemasukan untuk permukaan air yang
rendah
II. Saluran pemasukan untuk air yang tinggi


Sistem pendinginan tidak langsung ini memiliki efisiensi
yang lebih tinggi dari pada sistem pendinginan langsung dan dapat mendinginkan
secara merata. Keuntungan lain yang didapat dari
sistem pendingin ini adalah kecilnya resiko terjadinya karat.
Kerugian sistem
pendinginan tidak langsung adalah terlalu banyak menggunakan ruangan untuk
penempatan alat-alat utamanya, sehingga konstruksi menjadi rumit. Daya yang
dipergunakan untuk mensirkulasikan air pendingin lebih besar, karena sistem ini
menggunakna banyak pompa sirkulasi.
2.5
Macam-Macam Media Pendinginan
Pada sistem pendinginan motor dapat
dilakukan dengan beberapa media pendingin, yaitu dengan media pendingin air,
udara dan minyak.
2.5.1
Media Pendingin Air
Air merupakan media pendingin yang
baik karena air dapat mengambil 1 kkal pada tiap kg dan tiap derajat celcius.
Sedangkan volume dari 1 kg air hanya 1 dm³.
1)
Media Pendingin Air Tawar.
Media
pendingin dengan menggunakan air tawar ini digunakan pada system pendinginan
tak langsung. Proses pendinginannya dilakukan dengan proses pendinginan air
tawar terlebih dahulu yang terletak di tangki penampung air tawar dengan
menggunakan air laut. Setelah temperature air tawar pada tangki penampung
menurun selanjutnya air tawar disirkulasikan ke bagian-bagian mesin yang
memerlukan pendinginan, terutama ke bagian yang bergerak yang memiliki resiko
kerusakan besar.
Untuk
menjaga agar proses pendinginan pada motor dapat berjalan dengan lancar maka
perlu diperhatikan sirkulasi pendinginan tersebut. Biasanya akan terdapat karat
yang terjadi akibat dari endapan-endapan mineral yan terkandung di dalam air.
Apabila ini dibiarkan terus-menerus, maka seiring berjalannya waktu maka karat
tersebut akan menyebabkan tersumbatnya sirkulasi air pendingin.
2).
Media Pendingin Air Laut.
Media
pendingin dengan menggunakan air laut ini digunakan pada sistem pendinginan
secara langsung (terbuka). Proses pendinginannya dengan mensirkulasikan air
laut secara langsung ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan. Pada
sistem pendinginan jenis ini diperlukan bahan pencegah pembentukan korosi
terutama pada bagian di dalam blok silinder yang sering disebut zinc anode.
2.5.2
Media Pendingin Udara
Udara
adalah bahan pendingin yang buruk karena dalam 1 kg udara atau kira-kira 0,77
m³ udara hanya dapat menerima 1 kJ tiap derajat Celcius. Panas jenis udara ± 1
kJ / kg derajat celcius. Oleh karena itu bahan pendingin ini hanya dapat
dipergunakan jika :
1) Udara tersedia dalam jumlah yag
besar.
2) Jumlah panas yang harus dikeluarkan adalah terbatas, seperti pada
motor yang kecil
Pada umumnya semua motor denga pendinginan udara silinder-silinder
dilengkapi dengan rusuk-rusuk pendingin. Rusuk-rusuk pendingin ini memperbesar
luas permukaan yang dapat menyerahkan panas kepada udara pendingin.
2.5.3.
Media Pendingin Minyak.
Minyak lumas juga dapat dipakai sebagai pendingin, akan tetapi minyak
tersebut hanya dapat mengambil 0,4 kkal pada tiap kg dan tiap derajat celcius.
Sehingga kita harus menyediakan minyak yang cukup banyak agar dapat
mengeluarkan panas yang besarnya sama dengan media pendingin air.
Pada
motor diesel, penggunaan minyak lumas hanya untuk melumasi bagian yang
bergesekan seperti gesekan pada torak, poros engkol, bantalan, dan lain-lain.
Bila ditinjau dari segi penyerapan panas, maka media pendingin minyak lumas
memiliki lebih kecil dan rendah dibanding media pendingin air. Minyak lumas
digunakan sebaga media pendinginan permukaan yang panas dengan cara
disemprotkan atau dialirkan pada bagian tersebut. Selain itu juga dapat
digunakan untuk melumasi bagian-bagian yang saling bergesekan agar tidak cepat
aus.
2.6
Komponen Sistem Pendinginan
2.6.1
Komponen Sistem Pendinginan Langsung ( terbuka).
Beberapa
komponen yang sering dipakai dalam sistem pendinginan langsung (pendinginan
terbuka) diantaranya sebagi berikut :
1. Saringan
Saringan
ini berfungsi untuk menyaring kotoran
2.
Pompa
Pompa air laut berfungsi untuk menghisap air laut dan menekan
air kedalam sistem, selanjutnya disirkulasikan agar dapat melakukan
pendinginan. Pada umumnya motor dikapal menggunakan pompa air laut jenis
sentrifugal, yang digerakkan dengan perantaraan puli (belt), sehingga poros pompa akan berputar dengan arah yang sama.
Motor jenis ini biasanya manggunakan jenis pompa torak dan pemasangan pompa
tidak boleh lebih tinggi dari tangki persediaan air, tetapi pompa harus lebih
rendah dari permukaan air didalam tangki, sehingga air dapat masuk keujung pipa
hisap. Ada pompa yang dapat digunakan mesirkulasikan air pendingin yaitu jenis pompa sentrifugal.
1).
Pompa Sentrifugal
Pompa yang sering digunakan di kapal adalah jenis pompa
sentrifugal. Pompa sentrifugal yang digerakan oleh mesin mampu balik langsung,
Misalnya seperti yang digunakan untuk penggerak kapal, biasanya mempunyai sudu
radial lurus dan rumahan yang konsentris . Efisien pompa semacam ini lebih
rendah daripada pompa yang dirancang untuk berputar dalam satu arah saja,
terutama karena bentuk dari rumahannya. Untuk mendapatkan tekanan dan kapasitas
yang sama, maka kecepatan impeller harus ditingkatkan, dibandingkan dengan
pompa biasa. Beberapa mesin kapal mampu balik langsung mempunyai pompa
sentrifugal biasa yang berputar selalu dalam arah yang sama. Pompa semacam ini
disambungkan ke mesin oleh roda gigi pembalik khusus yang poros penggeraknya
berputar dalam arah yang sama, kemanapun juga arah putaran poros penggerak.
Gambar 3. Pompa Centrifugal (Sumber Maimun,1995)
3. Pendingin Minyak Lumas (Oil cooler)
Minyak lumas adalah
suatu media yang berfungsi untuk mendinginkan bagian-bagian mesin yang
bergesekan dan bersirkulasi di dalam sistem pelumasan didalam motor. Tempat
pertukaran panas menggunakan jenis cengkang dan tabung (shell and tube) untuk
pertukaran panas dengan air sebagai media pendingin dimana didalamnya terdapat
pipa-pipa tembaga yang dialiri air laut sebagai media pendinginnya, sedangkan
disekeliling pipa-pipa mengaliir minyak lumas yang didinginkan.
Gambar 4. Oil cooler (Murphy
Diesel Co) Rais, T.
1996 Motor Diesel
4. Pipa Air Pendingin
Saluran air
pendingin biasanya menggunakan pipa yang terbuat dari baja, dan bagian didalamnya
digalvanisasi. pipa ini dilalui air pendingin, dimana aliran dan kecepatan
sesuai dengan luas penampang pipa untuk kebutuhan pendinginan.
2.6.2.
Komponen Sistem Pendinginan Tidak Langsung (tertutup)
Pada prinsipnya
komponen-komponen yang terdapat pada sistem pendinginan tak langsung sama
dengan komponen yang terdapat pada
sistem pendinginan langsung, hanya saja ada beberapa komponen tambahan yang
digunakan karena disesuaikan dengan jenis media yang digunakan untuk proses
pendinginan yaitu : air laut dan air tawar.
Beberapa komponen-komponen tambahan tersebut antara lain sebagai berikut
:
1) Tangki Persediaan Air Tawar (Tangki Ekspansi)
Air dalam sistem pendinginan akan
berekspansi apabila suhunya naik sehingga akan terjadi kelebihan air, dan
kelebihan air ini akan ditempatkan pada tempat yang tertinggi di saluran air
pendingin supaya tekanan pada sistem selalu tetap dan mencegah kantong
uap/udara pada sistem pendingin. Besarnya tangki persediaan air tawar
tergantung pada kapasitas pada sistem tersebut. Biasanya persediaan air tawar
pada setiap kapal paling sedikit 5-10% dari keperluan.
2)
Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
Alat ini
berfungsi untuk mendinginkan air tawar yang bersirkulasi dalam sistem pendinginan.
Pada motor-motor jenis lain untuk mendinginkan air tawarnya menggunakan
radiator dengan udara sebagai media pendinginnya, sedangkan pada motor diesel
yang digunakan di kapal-kapal, alat pendingin air tawar biasanya berbentuk
cangkang dan tabung (shell and tube) dengan air laut sebagai media
pendinginnya.
Air
laut keluar
air laut masuk
Air tawar
masuk
Gambar
5. Alat penukar panas
tipe tabung (Sumber Maleev, V.L dan Bambang
Priambodo 1995)
3)
Pompa Sirkulasi Air Tawar
Pompa ini berfungsi untuk menghisap dan menekan air
tawar agar bersirkulasi dalam sistem pendinginan. Pompa yang biasanya digunakan
adalah pompa sentrifugal.
4) Pipa Saluran Air Pendingin
Setiap
saluran air pendingin menggunakan pipa saluran yang terbuat dari baja, pipa
saluran ini menerima tekanan dari pipa aliran air pendingin, tekanan yang
diterima tergantung dari luas penampang pipa.
2.7
Sirkulasi Air Pendingin
Menurut
Bambang Priambodo dalam bukunya yang berjudul Operasi dan Pemeliharaan Motor
Diesel, sirkulasi air pendingin dibagi menjadi dua macam sistem , yaitu :
2.7.1 Sistem Sirkulasi Tekan
Sistem
ini menggunakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air pendingin. Pompa ini
akan menekan air melalui pelapis silinder dan berkeliling ke tempat penampung
air, sehingga akan terjadi sirkulasi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan
sirkulasi thermosiphon, dan proses pendinginan akan berjalan dengan cepat pula.
2.8
Bagian-Bagian yang Didinginkan
Sistem
pendinginan pada motor bakar akan mengalami pemindahan panas melalui air
pendingin, ini sangat besar pengaruhnya terhadap panas yang berguna pada
pembakaran pada silinder.
Panas pada motor induk sebagian besar dihasilkan dari
proses pembakaran di dalam silinder. Pembakaran akan berlangsung dalam ruang bakar sehingga
apabila proses pembakaran berlangsung maka bagian silinder akan menjadi panas
sekali. Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke media
pendingin tidak secara langsung melainkan melalui torak dan cincin torak.
Apabila pendinginan berlangsung tidak baik maka temperature dari setiap
silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada dinding silinder
dan ruang bakar, sehingga terjadi kerenggangan karena terlalu panas. Disamping
itu minyak pelumas pun akan menguap dan terbakar akibatnya terganggu kinerja
mesin. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bagian-bagian yang perlu
didinginkan adalah sebagai berikut :
- Silinder
- Kepala
silinder
- Katup
- Bantalan-bantalan
- Tempat-tempat yang timbul panas karena gesekan
adalah kepala silinder dan dinding silindernya.
2.9 Gangguan Pada
Sistem Pendingin
Beberapa gangguan yang sering terjadi pada engine/mesin
(Suharto,1991).
1) Kendornya Fan-Belt
2) Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan
(pada mantel-mantel air) oleh kerak-kerak.
3) Terhambatnya aliran udara yang dihisap oleh fan pada
permukaan radiator oleh debu atau kotoran-kotoran
4) Berobahnya disain serta pemasangan fan pendingin.
5) Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi
engine yang tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya.
Mungkin hal ini untuk engine yang berkali-kali overhaul sementara pompanya tetap
lama.
6)
Kekosongan Air
Pendingin di Tangki Air Tawar.
7) Air
Tawar ditangki Cepat Habis.
8)
Air Ditangki Air Tawar
Cepat Kotor .
2.10 Perawatan Sistem
Pendinginan
Perawatan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan
mengikuti prosedur sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik pembuatan mesin itu
sendiri. Menurut Wiranti Arismunandar dan Koichi Tsuda (1983), perawatan sistem
pendinginan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Periksa
air pendingin apakah masih ada atau tidak
2. Supaya
proses pendinginan dapat berlangsung dengan baik, bersihkan mesin dari kerak
atau kotoran setiap 250 jam atau dua kali dalam setahun dengan membuka keran
pembuangan dan masukan air yang bersih.
2.11
Tujuan Pemeliharan dan Perawatan
Adapun
tujuan dari perawatan dan pemeliharaan menurut maimun (2004) adalah sebagai
berikut :
1. Memperpanjang masa pakai barang (motor/mesin)
2. Menjamin kesiapan peralatan kerja
3. Menjamin keselamatan kerja
4. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu-waktu diperlukan
5. Kemampuan produksi
1. Menjaga kualitas
2. Biaya diperendah
untuk memperoleh keuntungan
Pendinginan dilakukan selain mendinginkan bagian mesin
juga sangat berpengaruh terhadap minyak pelumas. Oleh karena itu, pendinginan minyak pelumas sangat
diperlukan untuk kerja mesin.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan paper dengan judul sistem pendinginan
pada motor induk di kapal,penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
Sistem
pendinginan tak langsung mempunyai dua tahap pendinginan. Air tawar
mendinginkan mesin utama dan air tawar didinginkan oleh air laut melalui media
alat penukar panas(Heat Exchanger). Sirkulasi air
tawar mendinginkan mesin induk di bantu pompa air tawar dan di tampung di
tangki air tawar kemudian air tawar didinginkan oleh air laut yang masuk
melalui seachest dan dibantu sirkulasinya oleh pompa air laut. Terdapat filter
untuk saringan air laut untuk mencegah kotoran masuk ke sistem sirkulasi air
laut.
Pertukaran
panas antara air laut dan air tawar terjadi pada media penukar panas, jenis
penukar panas ini adalah shell and tube dimana air tawar mengalir melalui
tabung-tabung kecil pada media dan air laut mengalir zig zag pada media yang
disebabkan oleh skat yang di sebut shell.
Dan
begitulah siklus pendinginan tidak langsung berjalan.google.com