Senin, 26 Mei 2014

Sistem Pendinginan Tidak Langsung Pada Mesin Induk

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Mesin induk berfungsi untuk menghasilkan tenaga sebagai penggerak kapal, tenaga yang dihasilkan dari mesin induk diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi dalam ruang bakar motor. Pembakaran bahan bakar ini akan menghasilkan tenaga dan panas yang  cukup tinggi. Akibat timbulnya panas hasil pembakaran bahan bakar pada mesin akan terjadi kenaikan temperatur, terutama pada bagian-bagian yang saling bersentuhan langsung dengan ruang bakar, sehingga diperlukan suatu sistem pendinginan untuk meredam panas yang berlebihan.
Apabila ditinjau dari segi pemanfaatan energi thermal gas pembakaran, proses pendinginan ini merupakan suatu kerugian energi akan tetapi hal ini perlu agar bagian-bagian mesin tersebut tetap kuat dan mesin dapat dioperasikan dalam usia yang cukup lama. Akibat lain yang dapat ditimbulkan jika pendinginan tidak berlangsung dengan baik adalah kerja mesin tidak berjalan dengan sempurna dan berakibat keausan dan kemungkinan juga sistem pelumasan tidak bekerja dengan normal. Untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang fatal pada bagian-bagian mesin, maka suatu sistem pendinginan mutlak diperlukan dan harus selalu berfungsi dan terawat dengan baik.
Pada bagian-bagian mesin induk yang panas akibat pembakaran bahan bakar jika dibiarkan maka  temperatur menjadi tinggi, maka pada bagian-bagian tersebut akan menjadi lemah yang  kemudian tidak  mampu lagi menahan panas dari pembakaran yang akan berakibat  keretakan pada bahan atau komponen tersebut. Akibat dari keretakan itu maka mesin tidak dapat lagi digunakan untuk beroperasi. Oleh karena itu, bagian mesin yang berhubungan langsung dengan panas ruang pembakaran yang terjadi sangatlah perlu untuk didinginkan, apabila ditinjau dari energi thermal gas pembakaran, maka proses pendinginan diperlukan energi pendinginan. Hal ini perlu agar bagian-bagian mesin tersebut tetap kuat dan mesin dapat dioperasikan dalam jangka waktu yang cukup lama. Akibat lain yang akan timbul apabila pendinginan tidak berjalan dengan baik adalah kinerja mesin akan menurun dan berakibat keausan yang akan berdampak pada kerusakan komponen. Untuk mencegah kerusakan-kerusakan mesin yang lebih fatal pada bagian mesin, maka sistem pendinginan mutlak diperlukan supaya mesin bekerja normal dan harus terawat dengan baik. 

1.2. Maksud dan tujuan
            Maksud dan tujuan Penulis :
1.      Mengetahui cara kerja dari sistem pendinginan tak langsung pada mesin induk.
2.      Mengetahui gangguan-gangguan yang sering terjadi dan cara mengatasi gangguan-gangguan tersebut terutama pada bagian sistem pendinginan tak langsung pada mesin induk. Mengetahui fungsi dari masing-masing komponen sistem pendinginan tak langsung pada mesin induk

1.3. Batasan Masalah
            Untuk lebih mengoptimalkan pembahasan mengenai topik yang dibahas maka penulis hanya membatasi masalah pada :
  1. Sistem pendinginan mesin induk.
  2. Pengaruh suhu sistem pendinginan pada mesin induk.
3.   Management perawatan terhadap sistem pendinginan tak langsung

BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendinginan Motor Induk
Menurut Suyanto (1982), pendinginan motor dimaksudkan untuk menjaga kestabilan suhu pada bagian motor, sehingga tidak terjadi kenaikan suhu yang terlalu tinggi sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar  di dalam silinder dan gesekan yang terjadi. Pendinginan motor juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan.
Pendinginan pada motor induk sangat dibutuhkan karena temperatur gas pembakaran didalam silinder dapat mencapai kurang lebih 2500­oC. Akibat dari proses pembakaran bahan bakar diruang pembakaran terjadi secara berulang-ulang maka akan terjadi kenaikan suhu pada dinding silinder, torak, katup dan beberapa bagian yang bergerak lainnya. Sebagian terjadi proses pendinginan dari minyak lumas, terutama yang  membasahi bagian dinding silinder dan sebagian kecil minyak akan menguap dan akhirnya akan ikut terbakar bersama bahan bakar. Oleh karena itu, perlu mendapat pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap pada batas yang telah ditentukan sesuai ketentuan buku petunjuk dan supaya operasi mesin dapat berjalan dengan baik.
2.2. Pendinginan Silinder
Bagian atas silinder merupakan bagian atas yang terpanas dan sebagian panas gas pembakaran itu dipindahkan secara langsung ke fluida pendinginnya. Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke fluida pendingin terjadi secara tak langsung, jadi melalui torak dan cincin torak. Jika pendinginan tidak dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka temperatur dari setiap bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan dinding ruang bakar karena terjadinya tegangan termal atau kerusakan katup-katup, puncak torak dan kemacetan cincin torak. Di samping itu, minyak pelumas akan menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada torak dan dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin.Beberapa mesin kapal mempergunakan air laut sebagai fluida pendingin, tetapi pada umumnya dipakai  air yang telah dilunakkan untuk mencegah terjadinya korosi serta endapan-endapan. Jika udara atmosfir dapat bertemperatur  dibawah 0o C, maka air pendingin biasanya dicampur dengan “ethylene glycol” untuk mencegah pembekuan. Jadi, penambahan “ethylene glycol” ke dalam air pendingin akan menurunkan titik beku dari fluida pendingin tersebut. Apabila air pendingin sampai membeku, maka volume air akan bertambah sehingga dapat merusak saluran-saluran air pendingin. Maka dalam keadaan dimana dapat diperoleh ethylene glycol, sebaiknya air dikeluarkan dari mesin seandainya ada kemungkinan terjadi pembekuan.
Ethylene glycol tersebut diatas juga bertitik didih tinggi, sehingga perbedaan temperatur antara air pendingin di dalam radiator dengan udara atmosfir dapat diperbesar dan ukuran radiator dapat diperkecil. Inilah sebabnya mengapa ethylene glycol ditambahkan kepada air pendingin motor bakar torak untuk pesawat terbang. Namun demikian, cara tersebut di atas bukanlah satu-satunya usaha untuk memperkecil ukuran radiator. Penambahan tekanan didalam sistem pendingin air, yang berarti mempertinggi titik didih air, juga merupakan usaha memeperoleh ukuran radiator yang lebih kecil. Sistem tersebut terakhir banyak digunakan pada mesin-mesin kendaraan.
Tujuan utama dari pendinginan adalah sebagai berikut :
-          Mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder
-          Mereduksi tegangan-tegangan thermis pada bagian-bagian silinder, torak, cincin torak dan katup-katup
-          Menaikkan efisiensi thermal dan pendinginan itu memungkinkan sebagai pelumasan motor.
2.3. Perpindahan Panas (kalor)
Ada tiga cara perpindahan panas yaitu : secara konduksi , konveksi dan radiasi:
1.    Konduksi
Merupakan bagian yang penting dalam membawa panas melalui dinding logam dan lapisan tipis dari gas dan air yang berhenti dan bersinggungan dengan dinding (perpindahan panas melalui medium).
  1. Konveksi
Bila cairan mempunyai suhu berbeda, kepadatan sebagian dari suhu tinggi menjadi lebih kecil daripada yang bersuhu rendah disekitarnya, dan cairan bagian suhu yang tinggi naik dan mengalir.panas dipindahkan dengan gerakan ini disebut konveksi.
  1. Radiasi
Sebuah unsur meradiasikan energi panas sendiri dalam bentuk gelombang mangnet listrik sesuai dengan suhu.benda tersebut mempunyai sifat meresap, radiasi panas dan penyimpanannya sebagai energi panas. Pemindahan panas dihasilkan oleh radiasi panas dan penyerapan disebut pemindahan panas radiasi.
Dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder dapat mencapai temperatur ± 2500ยบ C. Karena proses itu terjadi berulang-ulang maka dinding silinder, kepala silinder, torak, katup dan beberapa bagian lain akan menjadi panas. Sebagian dari minyak pelumas terutama yang membasahi dinding silinder akan menguap dan akhirnya terbakar bersama bahan bakar. Karena itu bagian tersebut perlu mendapatkan pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap berada dalam batas yang dibolehkan.
            Proses pendinginan memerlukan fluida pendingin yang dialirkan ke bagian-bagian dalam mesin diluar silinder. Motor diesel yang besar memakai minyak pelumas untuk mendinginkan torak yaitu dengan cara mengalirkan minyak pelumas melalui saluran di bawah kepala torak. Perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida pendingin terjadi didalam alat penukar panas (kondensor) terjadi menurut panas. 
            Dipandang dari segi pemanfaatan energi thermal gas pembakaran proses pendingian itu merupakan kerugian energi. Hanya 25 – 40% saja dari energi thermal tersebut yang diubah menjadi energi mekanik, sebanyak 20 – 25% diserap oleh oleh fluida pendingin, sedangkan kira-kira 40 – 50% terbawa keluar bersama-sama gas buang. Sebagian besar energi thermal yang diserap oleh fluida pendingin mengalir malalui kepala silinder dan saluran buang. Hanya sebagian kecil saja yang diserap minyak pelumas. Kerugian thermal yang terbawa gas buang dapat  diperkecil dengan memanfaatkan energi gas buang tersebut misalnya dipakai menggerakkan tubo supercharger.
2.4 Macam-Macam Sistem Pendinginan
            Pada umumnya dikapal-kapal perikanana ada dua cara untuk mendinginkan mesin utama maupun motor bantunya, yaitu dengan menggunakan  Sistem pendinginan secara langsung (terbuka) dan sistem pendinginan secara tidak langsung (tertutup).
2.4.1 Sistem Pendinginan Langsung  (Terbuka).
            Sistem pendinginan langsung adalah sistem pendinginan yang menggunakan satu media pendingin saja yakni dengan media pendingin air laut. Proses pendinginannya dengan cara : air laut diambil dari katup kingstone melalui filter dengan pompa air laut, kemudian air laut disirkulasikan ke seluruh bagian-bagian mesin yang membutuhkan pendinginan melalui pendingin minyak pelumas dan pendingin udara untu mendinginkan kepala silinder, dinding silinder dan katup pelepas gas kemudian air laut dibuang keluar kapal. Filter-filter yang diadakan pada pipa penghisap air laut dan sea chest berfungsi sebagai penghalau masuknya benda-benda asing seperti pasir dan kotoran atau debu dari air laut yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pendingin.
scan0002Berikut ini dapat dilihat skema gambar dari sistem pendinginan secara langsung (tertutup). Pada gambar 1 adalah sebagai berikut :







Gambar 1. Sistem pendinginan langsung (Boentarto.1996).    
Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung mempunyai keuntungan yaitu lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari sitem pendinginan langsung ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut.
2.4.2 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (tertutup)
Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media pendingin, yang digunakan adalah air tawar dan air laut. Air tawar dipergunakan untuk mendinginkan bagian-bagian motor, sedangkan air laut digunakan untuk mendinginkan air tawar, setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar bersirkulasi dalam siklus tertutup. Sistem pendinginan ini mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dan dapat mendinginkan bagian-bagian motor secara merata.
 

Gambar 2.Sistem Pendinginan Tak Langsung ( Sumber. Harsanto 1984)
Keterangan
  1. Bak persediaan air tawar
  2. Bejana pendingin
  3. Pompa untuk air tawar
  4. Pompa untukn air laut
  5. Saringan-saringan
  6. Saluran buang air tawar
I.    Saluran pemasukan untuk permukaan air yang rendah
II.   Saluran pemasukan untuk air yang tinggi
Sistem pendinginan tidak langsung ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dari pada sistem pendinginan langsung dan dapat mendinginkan secara merata. Keuntungan lain yang didapat dari sistem pendingin ini adalah kecilnya resiko terjadinya karat.
Kerugian sistem pendinginan tidak langsung adalah terlalu banyak menggunakan ruangan untuk penempatan alat-alat utamanya, sehingga konstruksi menjadi rumit. Daya yang dipergunakan untuk mensirkulasikan air pendingin lebih besar, karena sistem ini menggunakna banyak pompa sirkulasi.
2.5 Macam-Macam Media Pendinginan
            Pada sistem pendinginan motor dapat dilakukan dengan beberapa media pendingin, yaitu dengan media pendingin air, udara dan minyak.
2.5.1 Media Pendingin Air
            Air merupakan media pendingin yang baik karena air dapat mengambil 1 kkal pada tiap kg dan tiap derajat celcius. Sedangkan volume dari 1 kg air hanya 1 dm³.
1)      Media Pendingin Air Tawar.
Media pendingin dengan menggunakan air tawar ini digunakan pada system pendinginan tak langsung. Proses pendinginannya dilakukan dengan proses pendinginan air tawar terlebih dahulu yang terletak di tangki penampung air tawar dengan menggunakan air laut. Setelah temperature air tawar pada tangki penampung menurun selanjutnya air tawar disirkulasikan ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan, terutama ke bagian yang bergerak yang memiliki resiko kerusakan besar.
Untuk menjaga agar proses pendinginan pada motor dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan sirkulasi pendinginan tersebut. Biasanya akan terdapat karat yang terjadi akibat dari endapan-endapan mineral yan terkandung di dalam air. Apabila ini dibiarkan terus-menerus, maka seiring berjalannya waktu maka karat tersebut akan menyebabkan tersumbatnya sirkulasi air pendingin.
      2). Media Pendingin Air Laut.
Media pendingin dengan menggunakan air laut ini digunakan pada sistem pendinginan secara langsung (terbuka). Proses pendinginannya dengan mensirkulasikan air laut secara langsung ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan. Pada sistem pendinginan jenis ini diperlukan bahan pencegah pembentukan korosi terutama pada bagian di dalam blok silinder yang sering disebut zinc anode.
2.5.2 Media Pendingin Udara
Udara adalah bahan pendingin yang buruk karena dalam 1 kg udara atau kira-kira 0,77 m³ udara hanya dapat menerima 1 kJ tiap derajat Celcius. Panas jenis udara ± 1 kJ / kg derajat celcius. Oleh karena itu bahan pendingin ini hanya dapat dipergunakan jika :
1)  Udara tersedia dalam jumlah yag besar. 
2) Jumlah panas yang harus dikeluarkan adalah terbatas, seperti pada motor     yang kecil
Pada umumnya semua motor denga pendinginan udara silinder-silinder dilengkapi dengan rusuk-rusuk pendingin. Rusuk-rusuk pendingin ini memperbesar luas permukaan yang dapat menyerahkan panas kepada udara pendingin.
2.5.3. Media Pendingin Minyak.
Minyak lumas juga dapat dipakai sebagai pendingin, akan tetapi minyak tersebut hanya dapat mengambil 0,4 kkal pada tiap kg dan tiap derajat celcius. Sehingga kita harus menyediakan minyak yang cukup banyak agar dapat mengeluarkan panas yang besarnya sama dengan media pendingin air.
             Pada motor diesel, penggunaan minyak lumas hanya untuk melumasi bagian yang bergesekan seperti gesekan pada torak, poros engkol, bantalan, dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi penyerapan panas, maka media pendingin minyak lumas memiliki lebih kecil dan rendah dibanding media pendingin air. Minyak lumas digunakan sebaga media pendinginan permukaan yang panas dengan cara disemprotkan atau dialirkan pada bagian tersebut. Selain itu juga dapat digunakan untuk melumasi bagian-bagian yang saling bergesekan agar tidak cepat aus.
2.6 Komponen Sistem Pendinginan
2.6.1 Komponen Sistem Pendinginan Langsung ( terbuka).
Beberapa komponen yang sering dipakai dalam sistem pendinginan langsung (pendinginan terbuka) diantaranya sebagi berikut :
1. Saringan
Saringan ini berfungsi untuk menyaring kotoran
2. Pompa
Pompa air laut berfungsi untuk menghisap air laut dan menekan air kedalam sistem, selanjutnya disirkulasikan agar dapat melakukan pendinginan. Pada umumnya motor dikapal menggunakan pompa air laut jenis sentrifugal, yang digerakkan dengan perantaraan puli (belt), sehingga poros pompa akan berputar dengan arah yang sama. Motor jenis ini biasanya manggunakan jenis pompa torak dan pemasangan pompa tidak boleh lebih tinggi dari tangki persediaan air, tetapi pompa harus lebih rendah dari permukaan air didalam tangki, sehingga air dapat masuk keujung pipa hisap. Ada pompa yang dapat digunakan mesirkulasikan air pendingin yaitu jenis pompa sentrifugal.

1). Pompa Sentrifugal
Pompa yang sering digunakan di kapal adalah jenis pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal yang digerakan oleh mesin mampu balik langsung, Misalnya seperti yang digunakan untuk penggerak kapal, biasanya mempunyai sudu radial lurus dan rumahan yang konsentris . Efisien pompa semacam ini lebih rendah daripada pompa yang dirancang untuk berputar dalam satu arah saja, terutama karena bentuk dari rumahannya. Untuk mendapatkan tekanan dan kapasitas yang sama, maka kecepatan impeller harus ditingkatkan, dibandingkan dengan pompa biasa. Beberapa mesin kapal mampu balik langsung mempunyai pompa sentrifugal biasa yang berputar selalu dalam arah yang sama. Pompa semacam ini disambungkan ke mesin oleh roda gigi pembalik khusus yang poros penggeraknya berputar dalam arah yang sama, kemanapun juga arah putaran poros penggerak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQof_wqZXSgTX9B7Gu0lucKqaFyJituXEcJCBOW7TpRSzn29PmN0K6XiASkXcsqyb2Gk2BOYtvAxvhWFf3NqBoFEkdWaiWm1sigXD515ZmJHZzjn4C8TZ7mXnjwLSUMTZ5JE8OIiVHQbA0/s328/new-pump.jpg
 







 Gambar 3. Pompa Centrifugal (Sumber Maimun,1995)
3. Pendingin Minyak Lumas (Oil cooler)
Minyak lumas adalah suatu media yang berfungsi untuk mendinginkan bagian-bagian mesin yang bergesekan dan bersirkulasi di dalam sistem pelumasan didalam motor. Tempat pertukaran panas menggunakan jenis cengkang dan tabung (shell and tube) untuk pertukaran panas dengan air sebagai media pendingin dimana didalamnya terdapat pipa-pipa tembaga yang dialiri air laut sebagai media pendinginnya, sedangkan disekeliling pipa-pipa mengaliir minyak lumas yang didinginkan.
 








  Gambar  4. Oil cooler (Murphy Diesel Co) Rais, T.  1996 Motor Diesel
4. Pipa Air Pendingin
Saluran air pendingin biasanya menggunakan pipa yang terbuat  dari baja, dan bagian didalamnya digalvanisasi. pipa ini dilalui air pendingin, dimana aliran dan kecepatan sesuai dengan luas penampang pipa untuk kebutuhan pendinginan.

2.6.2. Komponen Sistem Pendinginan Tidak Langsung (tertutup)
Pada prinsipnya komponen-komponen yang terdapat pada sistem pendinginan tak langsung sama dengan  komponen yang terdapat pada sistem pendinginan langsung, hanya saja ada beberapa komponen tambahan yang digunakan karena disesuaikan dengan jenis media yang digunakan untuk proses pendinginan yaitu : air laut dan air tawar.
Beberapa komponen-komponen tambahan tersebut antara lain sebagai berikut :
1)      Tangki Persediaan Air Tawar (Tangki Ekspansi)
            Air dalam sistem pendinginan akan berekspansi apabila suhunya naik sehingga akan terjadi kelebihan air, dan kelebihan air ini akan ditempatkan pada tempat yang tertinggi di saluran air pendingin supaya tekanan pada sistem selalu tetap dan mencegah kantong uap/udara pada sistem pendingin. Besarnya tangki persediaan air tawar tergantung pada kapasitas pada sistem tersebut. Biasanya persediaan air tawar pada setiap kapal paling sedikit 5-10% dari keperluan.
2)      Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
            Alat ini berfungsi untuk mendinginkan air tawar yang bersirkulasi dalam sistem pendinginan. Pada motor-motor jenis lain untuk mendinginkan air tawarnya menggunakan radiator dengan udara sebagai media pendinginnya, sedangkan pada motor diesel yang digunakan di kapal-kapal, alat pendingin air tawar biasanya berbentuk cangkang dan tabung (shell and tube) dengan air laut sebagai media pendinginnya.
                                                                                            Air tawar keluar
 

                 
Air laut keluar                                                                            air laut masuk
 

                                    Air tawar masuk

Gambar 5. Alat penukar panas tipe tabung (Sumber Maleev, V.L dan Bambang Priambodo 1995)
3)      Pompa Sirkulasi Air Tawar
            Pompa  ini berfungsi untuk menghisap dan menekan air tawar agar bersirkulasi dalam sistem pendinginan. Pompa yang biasanya digunakan adalah pompa sentrifugal.
4)      Pipa Saluran Air Pendingin
Setiap saluran air pendingin menggunakan pipa saluran yang terbuat dari baja, pipa saluran ini menerima tekanan dari pipa aliran air pendingin, tekanan yang diterima tergantung dari luas penampang pipa.
2.7 Sirkulasi Air Pendingin
Menurut Bambang Priambodo dalam bukunya yang berjudul Operasi dan Pemeliharaan Motor Diesel, sirkulasi air pendingin dibagi menjadi dua macam sistem , yaitu :
2.7.1 Sistem Sirkulasi Tekan
Sistem ini menggunakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air pendingin. Pompa ini akan menekan air melalui pelapis silinder dan berkeliling ke tempat penampung air, sehingga akan terjadi sirkulasi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan sirkulasi thermosiphon, dan proses pendinginan akan berjalan dengan cepat pula.

2.8 Bagian-Bagian yang Didinginkan
Sistem pendinginan pada motor bakar akan mengalami pemindahan panas melalui air pendingin, ini sangat besar pengaruhnya terhadap panas yang berguna pada pembakaran pada silinder.
Panas pada motor induk sebagian besar dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder. Pembakaran akan berlangsung dalam ruang bakar sehingga apabila proses pembakaran berlangsung maka bagian silinder akan menjadi panas sekali. Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke media pendingin tidak secara langsung melainkan melalui torak dan cincin torak. Apabila pendinginan berlangsung tidak baik maka temperature dari setiap silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada dinding silinder dan ruang bakar, sehingga terjadi kerenggangan karena terlalu panas. Disamping itu minyak pelumas pun akan menguap dan terbakar akibatnya terganggu kinerja mesin. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bagian-bagian yang perlu didinginkan adalah sebagai berikut :
  1. Silinder
  2. Kepala silinder
  3. Katup
  4. Bantalan-bantalan
  5. Tempat-tempat yang timbul panas karena gesekan adalah kepala silinder dan dinding silindernya.

2.9 Gangguan  Pada Sistem Pendingin
Beberapa gangguan yang sering terjadi pada engine/mesin (Suharto,1991).
1)      Kendornya Fan-Belt
2)      Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada mantel-mantel air) oleh kerak-kerak.
3)      Terhambatnya aliran udara yang dihisap oleh fan pada permukaan radiator oleh debu atau kotoran-kotoran
4)      Berobahnya disain serta pemasangan fan pendingin.
5)      Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi engine yang tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin hal ini untuk engine yang berkali-kali overhaul sementara pompanya tetap lama.
6)      Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar.
7)      Air Tawar ditangki Cepat Habis.
8)      Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor . 

2.10 Perawatan Sistem Pendinginan
Perawatan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik pembuatan mesin itu sendiri. Menurut Wiranti Arismunandar dan Koichi Tsuda (1983), perawatan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Periksa air pendingin apakah masih ada atau tidak
2.      Supaya proses pendinginan dapat berlangsung dengan baik, bersihkan mesin dari kerak atau kotoran setiap 250 jam atau dua kali dalam setahun dengan membuka keran pembuangan dan masukan air yang bersih.

2.11 Tujuan Pemeliharan dan Perawatan
Adapun tujuan dari perawatan dan pemeliharaan menurut maimun (2004) adalah sebagai berikut :
1. Memperpanjang masa pakai barang (motor/mesin)
2. Menjamin kesiapan peralatan kerja
3. Menjamin keselamatan kerja
4. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu-waktu diperlukan
5. Kemampuan produksi
1.  Menjaga kualitas
2.  Biaya diperendah untuk memperoleh keuntungan
Pendinginan dilakukan selain mendinginkan bagian mesin juga sangat berpengaruh terhadap minyak pelumas. Oleh karena itu, pendinginan minyak pelumas sangat diperlukan untuk kerja mesin.



BAB III
                    KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan paper dengan judul sistem pendinginan pada motor induk di kapal,penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Sistem pendinginan tak langsung mempunyai dua tahap pendinginan. Air tawar mendinginkan mesin utama dan air tawar didinginkan oleh air laut melalui media alat penukar panas(Heat Exchanger). Sirkulasi air tawar mendinginkan mesin induk di bantu pompa air tawar dan di tampung di tangki air tawar kemudian air tawar didinginkan oleh air laut yang masuk melalui seachest dan dibantu sirkulasinya oleh pompa air laut. Terdapat filter untuk saringan air laut untuk mencegah kotoran masuk ke sistem sirkulasi air laut.
Pertukaran panas antara air laut dan air tawar terjadi pada media penukar panas, jenis penukar panas ini adalah shell and tube dimana air tawar mengalir melalui tabung-tabung kecil pada media dan air laut mengalir zig zag pada media yang disebabkan oleh skat yang di sebut shell.
Dan begitulah siklus pendinginan tidak langsung berjalan.google.com