Aplikasi
komputer di bidang perikanan dan kelautan.
Pada jaman sekarang
ini, teknologi komputer sangat berguna bagi masyarat terutama dalam bidang
kelautan.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan laut
melimpah, sungguh sangat disayangkan apabila sumberdaya tersebut tidak dapat
dimanfaatkan hanya karena tidak adanya ketersediaan informasi mengenai sumber
daya tersebut, terutama sumber daya ikan laut. Sistem informasi geografis
perikanan Indonesia dapat memberikan informasi mengenai daerah penyebaran ikan
dan lokasi penangkapan ikan di sepanjang wilayah perairan Indonesia.
Perancangan sistem ini dimulai dengan melakukan identifikasi dari pihak yang
berkepentingan dengan sistem informasi geografis perikanan Indonesia beserta
kegiatan yang dapat dilakukan oleh pihak tersebut. Keterhubungan antar obyek
dalam sistem ini digambarkan melalui collaboration diagram dan class
diagram. Dengan adanya perancangan sistem ini, diharapkan akan dapat
mempermudah pembuatan aplikasi sistem informasi geografis yang dapat
mempermudah pengguna dalam mencari letak geografis dan informasi dari tempat
penangkapan dan penyebaran ikan yang strategis sesuai dengan yang diinginkan.
Perancangan sistem ini dibuat dengan menggunakan pendekatan Unified Modelling Language
menggunakan perangkat lunak Rational Rose.
Dunia
kelautan merupakan dunia yang sangat dinamis, disini hampir semunya bergerak
kecuali dasar lautan. Di wilayah yang merupakan bagian bumi terbesar ini,
terdapat banyak sumber daya alam yang bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi
untuk suatu daerah atau pemerintahan, contohnya adalah sumber daya ikan.
Indonesia merupakan suatu negara yang sangat luas dan memiliki sumber daya
perikanan yang sangat besar juga. Potensi sumber daya perikanan di Indonesia
adalah 6.1 juta ton per tahun dan baru termanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya
pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan2 tersebut menyebabkan
tidak optimumnya pemanfaatan sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu
teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat
mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang
sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu dengan
menggabungkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan
berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan hasil penangkapan ikan.
Informasi
geografis merupakan kanampakan permukaan bumi, maka informasi tersebut
mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut, dan waktu.
Posisi geografis dapat dinyatakan dalam sistem koordinat lintang dan bujur atau
sistem UTM. Atribut menjelaskan informasi apa (what), seperti hutan, kota, dan
sebagainya. Hubungan keruangan biasanya disimpan dalam basis data. Dan waktu
merupakan konponen informasi geografis yang selalu berubah. Adapun beberapa
aplikasi yang berkaitan dengan SIG umumnya terlibat dalam studi mengenai
lingkungan. Lingkungan ini dimaksud adalah lingkungan geografi dari area studi
dan kegaitan yang berkaitan di dalamnya.
Sistem informasi geografi merupakan suatu
interaksi antara data-data atribut dan data spasial yang bereferensi geografi.
Keunggulan SIG ini dapat dijadikan masukan berharga bagi para nelayan atau pengusaha
perikanan untuk mengetahuai lokasi-lokasi penangkapan ikan. Pertanyaan yang
sering di lontarkan nelayan adalah dimana lokasi penangkapan ikan yang baik?
dan kapan waktunya? Dengan SIG perikanan pertanyaan2 ini bisa di jawab, dengan
bantuan data SST, klorofil, PAR (Photosintesis Actibe Radiation) dll bulanan
dalam beberapa tahun yang diperoleh dari PJ dan dianalisis dengan SIG akan
memberikan tampilan secara geografis kencendrungan seberan dari faktor2
lingkungan yang disukai oleh ikan yang akhirnya memberikan gambaran daerah
perkiraan penangkapan ikan.
A.POTENSI DI BIDANG
KELAUTAN
Kalimantan Barat
memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan dengan
garis pantai panjang 821 km. Dalam sektor perikanan tangkap di provinsi Kalimantan
Barat sampai saat ini masih memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan
sektor perikanan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena :
1.Potensi sumber daya
perikanan laut maupun perairan umum Kalimantan Barat cukup besar.
2.Penduduk Kalimantan
Barat sebagian besar tinggal di daerah pesisir sehingga pada umumnya mereka memilih
profesi sebagai nelayan.
3.Pengetahuan tentang
pembudidayaan ikan yang dimiliki masyarakat pesisir pada umumnya masih sangat terbatas.
Melimpahnya sumber daya
ikan laut dan semakin terbukanya akses pasar bagi komoditas hasil perikanan di
Provinsi Kalimantan Barat telah memberikan peningkatan kesejahteraan bagi para
nelayan.Dan tidak terasa, sudah lebih dari dua dasa warsa perkembangan sektor
perikanan tangkap memberikan andil yang cukup besar bagi pembangunan ekonomi
provinsi Kalimantan Barat.
2. Sumber Daya Ikan Dan
Daerah Perlindungan Laut
Pengelolaan sumberdaya
perikanan berbasis kawasan dan pembentukanan Daerah Perlindungan Laut merupakan
salah satu model untuk mengoptimalkan pengelolaan dengan mempertimbangkan keseimbangan
berbagai aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial. Model pengelolaan ini
didasari bahwa setiap wilayah perairan laut mempunyai karakteristik ekologi, ekonomi
dan sosial yang berbeda, oleh karena itu penanganannya juga memerlukan
pendekatan yang berbeda.
Sumber daya perikanan
di perairan laut Kalimantan Barat dapat dikelompokan menjadi :
1. Sumber daya ikan di
kawasan muara sungai.
2. Sumber daya ikan di
perairan pantai.
3. Sumber daya ikan di
perairan lepas pantai.
4. Sumber daya ikan di
wilayah terumbu karang dan pulau-pulau kecil.
Di
kawasan daerah perlindungan laut ini, semua nelayan dan masyarakat umum
dilarang masuk dengan alasan apapun karena dikhawatirkan dapat mengganggu dan
merusak habitat dan sumberdaya ikan yang hidup didalamnya. Daerah perlindungan
laut diperlukan tidak hanya untuk melindungi habitat dan berkembang biaknya sumberdaya
ikan pada suatu kawasan perairan, akan tetapi secara ekonomi juga akan menjamin
bahwa sumberdaya ikan hasil tangkapan nelayan berkualitas baik dengan volume
yang stabil. Dari aspek sosial keberadaan daerah perlindungan laut akan
menjamin penyerapan tenaga kerja karena gejala overfishing dapat dihindarkan
dan menghindari terjadinya konflik antar nelayan karena daerah perlindungan
laut memiliki batas-batas wilayah pengelolaan yang jelas.
3. Masalah yang
dihadapi
Secara umum masalah
yang dihadapi dalam bidang perikanan laut di Kalimantan Barat adalah sebagai berikut
:
1.Rendahnya kualitas
sumberdaya manusia.
2.Lemahnya pemanfaatan
teknologi di bidang kelautan dan perikanan.
3.Jaringan pemasaran
yang sempit.
4.kesulitan dalam
mengakses permodalan.
Maka seharusnya, untuk
mengatasi masalah ini pemerintah Kalimantan Barat memberikan kebijakan dalam pengelolaan
untuk menangani bidang perikanan laut, antara lain:
1.Pembatasan terhadap
penggunaan beberapa macam alat penangkapan dengan cara membatasi daerah penangkapannya.
2.Penangkapan terhadap
kapal asing yang sering mencuri ikan di laut Kalimantan Barat agar nelayan di Kalimantan
Barat tidak dirugikan.
3.Pengawasan yang ketat
oleh pemerintah Kalimantan Barat agar penangkapan ikan oleh kapal-kapal
yang menggunakan
teknologi canggih serta menangkap ikan dalam jumlah yang banyak yang akan merusak
ekosistem laut.
4.Menyediakan pelatihan
kepada para nelayan agar mereka dapat meningkatkan kemampuan teknik penangkapan
ikan dengan benar.
5.Menyediakan modal
kredit bagi nelayan kecil untuk membantu mereka membeli alat-alat penangkapan ikan
yang lebih modern.
6.Meningkatkan
fasilitas pemasaran di pelabuhan ikan. Hal ini akan membantu nelayan dalam
meningkatkan sistem
pemasaran.
Kebijakan dalam
pengelolaan untuk menangani bidang perikanan laut tersebut di atas di maksudkan
agar para nelayan dapat meningkatkan pendapatan mereka serta meningkatkan
kualitas mereka sebagai nelayan.
4. Tuan Rumah di Laut
Sendiri
Ada satu prinsip yang
harus dipegang dalam kebijakan perikanan dan kelautan saat ini dan yang akan datang
bahwa Bagaimanapun juga nelayan Indonesia harus mampu menjadi tuan rumah di
lautnya sendiri.Untuk mencapai hal tersebut, maka harus diupayakan mentransformasi
para nelayan tradisional di Kalimantan Barat menjadi nelayan modern yang
tangguh untuk memanfaatkan semua potensi sumberdaya ikan yang ada.
Selain itu dapat memainkan
peran ganda dalam membantu menjalankan fungsi pengawasan terhadap berbagai
praktek ilegal yang dilakukan di laut, terutama oleh nelayan-nelayan kapal
asing yang masih berseliwuran menangkap ikan di perairan Indonesia tanpa dapat
dihentikan. Harapan-harapan tersebut memang tidaklah mudah tercapai dengan
berbagai macam permasalahan mendasar yang masih tersimpan. Namun dengan
keyakinan dan kekuatan yang digalang dari semua pihak, maka sumberdaya
perikanan laut Indonesia khususnya di Kalimantan Barat dengan keanekaragaman
yang melimpah dengan jumlah stok yang sangat besar akan tetap memberi harapan
dan peluang yang sangat terbuka lebar untuk mewujudkannya.